BANJARMASINPOST.CO.ID - BARITO Putera akan melakoni
laga tandang terakhirnya di Kompetisi Indonesia Super League (ISL)
2012/2013 menghadapi Persegres Gresik United.
Menariknya, laga yang berlangsung di Stadion Petrokimia, Gresik, Jawa
Timur, Kamis (5/9) sore itu mempertemukan dua generasi emas yang pernah
dimiliki Indonesia yakni Salahudin dan Widodo Cahyono Putro.
Keduanya merupakan dua pemain yang ikut membela Tim Nasional
Indonesia pada SEA Games 1991 di Manila. Saat itu, timnas mampu meraih
emas dan torehan itu belum mampu dicapai kembali sampai sekarang.
Kini, keduanya bakal saling berhadapan dengan status pelatih.
Salahudin berdiri di belakang Barito Putera, sedangkan Widodo siap
merebut poin penuh bersama Persegres.
Dari segi pengalaman, Widodo boleh dibilang lebih banyak dari
Salahudin dalam dunia kepelatihan. Sejumlah tim elite pernah
ditanganinya, mulai Petrokimia Putra, Persijap Jepara hingga Persela
Lamongan.
Bahkan, mantan pemain yang biasa berposisi sebagai striker ini juga
pernah ikut menangani timnas senior dan U-23, meski posisinya hanya
sebagai asisten.
Sedangkan Salahudin baru menangani dua klub yang kini berlabuh di
liga profesional, Barito Putera dan Persepar Palangkaraya. Bahkan,
Persepar ditanganinya ketika masih berstatus klub amatir.
Meski begitu, pelatih asal Palembang, Sumatera Selatan itu cukup kaya
akan prestasi. Dia mampu mengangkat Barito dari Divisi II hingga
menjuarai Divisi Utama musim 2011/2012. Bahkan kini, Salahudin termasuk
pelatih fenomenal karena mampu membawa tim promosi ke papan atas.
Tentu menarik untuk disimak, strategi siapa yang lebih mumpuni dari
dua generasi emas Indonesia tersebut. Apalagi, keduanya sama-sama
mematok tiga poin di laga nanti.
Berdasar catatan Metro, ketika kedua pelatih itu masih menjadi
pemain, Salahudin dua kali mampu mengungguli pria kelahiran Cilacap, 8
September 1970 itu. Momen tersebut terjadi ketika Salahudin menjadi
pemain Barito dan Widodo merupakan penggawa Petrokimia Putra (nama
Persegres dulu).
Pada Liga Indonesia 1994, tepatnya Rabu (14/12/1994), Barito yang
bertandang ke Stadion Petrokimia, menang 0-2. Kemudian, Rabu
(12/7/1995), Barito kembali menang dengan skor 3-0 di Stadion 17 Mei
Banjarmasin.
Itu berarti, Widodo Cs tak pernah mampu menjebol gawang Barito yang
lini pertahanannya saat itu, salah satunya dikawal oleh Salahudin.
Sayang, Salahudin kemungkinan tidak bisa memimpin secara langsung
Mekan Nasirov dan kawan-kawan di laga nanti. Namun, dia telah memberikan
strateginya kepada asistennya untuk diterapkan di laga nanti.
Mengenai laga nanti, Asisten Pelatih Barito, Yunan Helmi mengakui
hasil seri kala melawan Arema Cronous, Minggu (1/9) lalu, memberi
motivasi lebih bagi anak asuhnya untuk meraih poin absolut di kandang
Persegres.
Namun, Yunan mengingatkan, tidak akan mudah untuk menaklukkan Laskar
Joko Samudro di kandangnya. Mengingat, mereka bermain di hadapan
Ultras-Gresik yang terkenal fanatik. Terlebih, Persegres pasti tidak
ingin kehilangan poin lagi usai ditahan imbang 1-1 oleh Persiba
Balikpapan, Minggu (1/9) lalu.
"Tetapi buat kami pelatih tidak ada hal yang tidak mungkin terjadi.
Contohnya ketika kita melawan Arema Indonesia kemarin," kata Yunan.
Di kubu Persegres, Widodo mengaku membutuhkan strategi yang
benar-benar cerdas untuk menaklukkan Barito. Menurutnya, pertahanan
berlapis serta serangan balik mematikan, memberikan ancaman dini untuk
Laskar Joko Samudro.
"Barito saya lihat lebih pilih bertahan dan melakukan serangan balik.
Saya yakin strategi yang diterapkan di kandang Arema akan sama persis
dengan di Gresik. Semua pemain turun ke pertahanan saat diserang,
kemudian mereka dengan cepat melakukan counter attack saat ada
kesempatan," kata Widodo dikutip salah satu web.
Berdasar pengamatan itu, dia melihat pentingnya Persegres menguasai
penuh pertandingan dan menitikberatkan pada penyelesaian akhir. "Kalau
kami bisa unggul lebih dulu dengan dua gol atau lebih, itu akan membuat
lawan kesulitan. Tapi itu tak mudah, pemain harus ekstra sabar,"
tutupnya. (murhan/burhani yunus/net)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar